Siapa bilang piknik itu harus selalu duduk gelar tikar, bawa gitar, makan buah, dan siapin makanan rantangan? Kalau buat saya sih, piknik itu enggak terbatas di situ aja, lagi! Jalan kaki seharian keliling-keliling kebun sama teman-teman, berhenti hanya untuk makan atau foto-foto, bercanda sambil gila-gilaan, ini juga bisa disebut piknik. Apalagi kalau teman seperjalanannya menyenangkan, pikniknya pasti jadi berkesan banget. Sama berkesannya kayak salah satu pengalaman piknik saya yang akan saya ceritakan di sini. Empat tahun lalu, waktu saya masih kurus, dan wajah masih lugu. Hahaha.
Juni 2011. Waktu itu, saya dan beberapa teman lagi getol-getolnya bikin rencana buat jalan-jalan. Maklum lah ya, itu masih tahun kedua kuliah, dan baru masuk masa-masa liburan semester pula. Jadi, macam-macam destinasi seakan sudah timbul-timbul gitu di kepala sampai kami pusing sendiri mau pilih yang mana. Lalu akhirnya, pada suatu hari di selang-selang hari SP (maklum lagi, mahasiswa baru masih rajin-rajinnya kuliah ngejar SKS), satu dari sekian ide itu akhirnya bisa terlaksana. Yak, saya dan lima orang teman lainnya akan segera berkelana ke Kebun Raya Bogor. Yeaaay!
Wah, waktu itu sih bahagia banget lah! Bener-bener sebahagia itu karena saya belum pernah masuk ke dalam Kebun Raya Bogor. I know, it sounds weird, but it was the fact. Kunjungan ke KRB bersama teman-teman di 2011 itu adalah kunjungan saya yang pertama! Kebayang dong bahagianya?
Di sebuah hari yang saya enggak lagi ingat tanggalnya itu, kami berenam janjian ketemuan di atas kereta menuju Bogor. Loh kok di atas kereta? Iya, soalnya, ada teman yang berangkatnya dari stasiun Juanda, ada yang dari Tebet, dan ada yang dari UI. Jadi kan terpisah-pisah nih berangkatnya, so, lepas dari stasiun UI, baru deh kami berenam bertemu ketika semuanya udah ada di kereta. Riweuh banget deh waktu itu karena mau ke Bogor bareng-bareng. Mana masih pagi, jadi semangat-semangat kita masih terkumpul penuh. Haha, seru!
Sampai di Bogor menjelang jam makan siang, kami memutuskan untuk menunda Kebun Raya Bogor selama satu jam karena mau makan dulu. Kami menyusuri jalan Suryakencana untuk mencari kudapan-kudapan enak. Lepas dari situ, ketika perut sudah sedikit terisi, barulah kami memulai piknik asyik yang sesungguhnya! Kami jalan kaki sedikit untuk masuk ke dalam KRB. Setelah beli tiket, langsung kita putar- putar di dalamnya. Lihat ke sini dan ke sana. Kalau sudah lelah, kami berhenti untuk foto-foto. Kami makan es krim ketika tubuh sudah gerah. Kami duduk kala sudah lelah. Meski demikian, lelahnya kami ini bisa cepat hilang karena hingga menjelang sore dan langit menggelap, kami masih betah! Hahaha…
Kami bermain-main di kawasan danau kecil yang memisahkan istana Bogor berikut lahan penuh rusanya dengan kawasan KRB. Kami foto-foto lagi sampai akhirnya seorang teman membuyarkan kesenangan kami. Bukan, bukan karena ia menyebalkan. Melainkan karena ia tiba-tiba ingin melihat makam Belanda yang ada di salah satu area KRB. Merinding enggak sih bulu kuduk kalian kalau kalian diajak ke kuburan pas sore-sore menjelang maghrib? Hahaha (< ketawa mulu!)
Karena teman saya yang ngajak itu adalah yang paling berani, akhirnya dia menuntun kami semua untuk melihat makam yang konon katanya makam dari noni noni – meneer meneer Belanda itu. Hmm, kami kemudian menempuh jalan setapak dan hawa-hawa mencekam mulai terasa. Udara dingin, langit gelap, mau ngeliat makam, gimana enggak kerasa horor? Pas udah sampai di dalam kawasan makamnya, eh kuburannya emang besar-besar ala jaman dahulu. Dan sudah tak terawat (yaiya sih). Akhirnya karena rasa penasaran teman saya sudah terjawab, kami pun bergegas keluar. Merinding, hey!
Setelah scene agak menyeramkan itu usai, kami berenam langsung menyusuri KRB sekalian keluar. Ah, piknik di mana coba yang borongan begini serunya? Ketawa-ketiwi pas di kereta ada, duduk terdampar di tengah jalan ada, foto-foto sampai dilihat oleh para pengunjung ada, sampai sesi dunia lain-nya pun ada! Yang paling kece sih, di sini kita bisa bercerita banyak dan ceplas-ceplos satu sama lain. Ah that’s why doing pique-nique for me is a must! Bisa relaksasi pikiran dan bisa ketawa bebas. Kami bisa melepaskan beban capek kuliah 1 semester sebelumnya yang amat memusingkan atau SP yang agak-agak abstrak (hahaha PFPM, bok!).
Hihi, tanpa perlu saya mengulang cerita, pasti kalian bisa lihat sendiri, betapa serunya piknik atau liburan bareng teman-teman. Enggak perlu repot mikirin mau masak apa atau mau gelar tikar di mana, cukup atur, rencanakan, dan berangkat! Asal tujuannya untuk senang-senang, pasti rencana liburan kalian bisa menggembirakan.
Ah, kadang-kadang rindu juga sih dengan masa-masa itu. Tanpa beban banget kayaknya. Pas ada libur ya tinggal liburan. Beda sama sekarang. Mau liburan aja harus mikir-mikir duit dan kapan bisa ambil waktu untuk libur panjang. Makanya, kalau saya bisa mengulang lagi untuk liburan seperti itu, bahkan mengulang untuk pergi liburan di Bogor lagi, saya mau coba mengeksplorasi wisata kulinernya. Banyak banget, kan? Ada soto kuning (OMG! Saya belum pernah mencoba makanan satu ini), ada kue talas, ada klappertaart, ada pizza kayu bakar, dan banyak lagi. Atau, saya juga ingin sekali mengeksplorasi wisata alam di Bogor, seperti curug Cigamea yang ada di kaki gunung salak. Terus piknik di dekat kaki gunungnya (ini mungkin piknik yang gelar tikar dan bawa rantang itu), lalu ketika lelah, bisa menginap di Padjajaran Suites Bogor deh. Sumpah, pasti pikiran langsung plong dan wajah cerah. Enggak sabar, euy!
Piknik itu penting, guys. Liburan itu sebisa mungkin hukumnya wajib. Maka, berliburlah selagi bisa berlibur! Ciao!
Tulisan ini diikutsertakan dalam Lomba Blog Piknik itu Penting
SENDOKRANSEL 
Seru banget ya ke KRB bareng temen-temen :DD
btw, waktu kecil dulu saya juga pernah mikir kalo piknik itu kudu gelar tiker + bawa rantang loh hehehe 😛
LikeLike
Hahahaha memang kesan piknik seperti itu sih ya. Tp ternyata lebih dr itu kok! 🙂
LikeLike
Terimakasih partisipasinya. Pengumuman diundur tgl 20 okt. goodluck.
LikeLiked by 1 person