Road Trip ke Bali, Kenapa Enggak Dicoba?

Hai kalian yang hobi jalan-jalan dan menjelajah, lupain deh ekspresi-ekspresi semacam ini:

jauh, euy!;
capek banget kali nyetir ke Bali!;
mau berapa hari di jalan, man?;
pesawat udah murah, kali.

dan segenap ekspresi pesimis lainnya, jika kalian memang punya rasa penasaran untuk pergi ke Bali, naik mobil sendiriAll you have to do is just booking your calendar, asking your friends or FAMILY to be your trip-partner, checking your vehicle’s condition and just GO!

I’ve tried that way heading to Bali and it was totally funAlthough I couldn’t deny, it was damn exhausting, really.

Awalnya, ide ini muncul ketika saya dan papa sedang berusaha menyepakati satu destinasi untuk libur Lebaran. Total hari libur kan ada tujuh, nah cukup lama dan lumayan tuh untuk pergi jauh. Kemudian, muncullah banyak ide di kepala, mulai dari ide mengunjungi Goa Maria Kerep di Ambarawa, hingga ide untuk terbang ke Kuala Lumpur yang nan jauh di sana (bayangin, tiketnya murah banget waktu H-7 Lebaran!). Namun setelahnya, ide untuk menghampiri pulau Dewata bisa-bisanya ikutan nongol juga di kepala saya. Makin galau aja tuh untuk menentukan pilihan. Sambil merenung, otak saya kemudian heran dan bertanya, apakah saya yakin ingin pergi ke Bali lagi untuk yang kedua kalinya di tahun ini? Eh tapi, kenapa juga saya harus enggak yakin?

Kebetulan, waktu itu saya sedang melihat-lihat web pencarian tiket pesawat favorit saya, Traveloka. Secepatnya, saya ketikkan destinasi (Bali) dan tanggal keberangkatan pada kolom pencarian. Kagetnya, tiket ke Bali bahkan ada yang enggak mencapai delapan ratus ribu rupiah! Saya buru-buru memberitahu papa dan mencetuskan ide untuk berlibur ke Bali. Yeay, untungnya tanggapan yang saya terima bernada positif. Ketika selanjutnya saya ingin menunjukkan harga-harga tiket pesawat, papa saya justru mengeluarkan ide yang malah bikin saya kaget sendiri:

“Kenapa kita enggak ke Bali naik mobil aja?”

What?!!! Kening mengkerut, keinginan ke Bali pun menciut. Membayangkan saya harus duduk di mobil menghalau macetnya Pantura dan menerjang jalanan padat karena arus mudik hanya demi ke Bali? Crap! It was completely not a good idea, wasn’t it?

But then, it was my grandma that encouraged me to agree with my babeh’s idea. Nah loh, oma-oma umur 70-an aja semangat buat road trip, ya moso’ aku-nya loyo? Spontan, karena omongan Oma-ku itu, ide dari papa langsung melesat naik menempati posisi teratas kompetisi per-ide-an di kepala saya. Akhirnya, setelah rapat keluarga yang dihadiri oleh lima anggota keluarga (HALAH, banyak pula gayanya keluargaku ini!) untuk membahas rencana libur Lebaran usai digelar, keputusan yang  kemudian menghasilkan tiga ketok palu adalah…jeng jeng… road trip ke Bali!!! *drumrolls*.

YEP, we’re going to BaliPakek mobil!

Tepos deh pantat eyke di jalan! Eh tapi…

Tepat! Nilai 100 untuk kalian yang berpikiran sama dengan subjudul bagian ini. Tenang aja, saya enggak akan mangkir dari kenyataan bahwa perjalanan darat sejauh ±1,000 km ini memang akan membuat pantat-pantat kalian yang (mungkin) bahenol itu tepos. Bayangin aja, kalian harus duduk berjam-jam di dalam mobil, sambil kaki kalian pegal-pegal setelah bergantian nginjek gas-kopling-rem kalau macet (ups sorry, I’m using three pedals, xixi). Atau kalau jalanan lancar pun, kalian tetap harus duduk kan nyetirnya? Jelas enggak mungkin lah nyetir sambil berdiri, iya dong?

Nah, jadi bisa dipastikan pinggang kalian akan mudah encok dan kaki kalian akan rentan dengan efek pegal atau kesemutan. Isu pantat tepos tadi mau enggak mau malah mungkin jadi bonus tambahan.

TAPI, apa sih yang akan kalian dapatkan selain penderitaan-penderitaan itu? Sebandingkah?

Jelas sebanding!

Satu, dengan menyetir jauh ke luar kota, jam terbang kalian dalam dunia setir-menyetir akan bertambah. Kalian akan makin pede kalau bawa mobil ke mana-mana sendirian. Percaya deh.

Dua, pemandangan yang akan kalian saksikan sepanjang perjalanan akan sangat amat beragam. Misalnya, kalau lewat tol Cikopo – Palimanan, kalian bisa lihat pemandangan gunung Cereme di sebelah kanan jalan. Kemudian, kalau kalian masuk jalur Pantura, kalian bisa lihat kehidupan masyarakat luar Jakarta yang tanpa mal atau restoran mewah, toh masih bisa bertahan dan merasa senang. Lanjut lagi ke Rembang, dan Tuban, kalian bisa melewati pesisir pantai Utara yang menyajikan hawa khas laut yang sesungguhnya. Meski tidak sebiru laut-laut pantai Selatan, kawasan pantai Utara ini terkenal juara dengan makanan lautnya. Makan seafood di daerah Tuban, dijamin murah, enak, dan kenyang! Belum lagi ketika numpang lewat di Surabaya kala menuju Banyuwangi, pemandangan pohon-pohon jati di kanan kiri dijamin membuat mata teduh. Belum lagi ketika kalian memasukki kawasan Taman Nasional Baluran, ada monyet-monyet liar di kanan kiri jalan yang aksi-aksinya terlihat cukup menyenangkan. Nikmatnya akan bertambah dua kali lipat apabila kalian melewati kawasan ini di waktu senja. Langitnya, asedaaaap~

Tiga, dengan menetapkan Bali sebagai destinasi yang akan ditempuh lewat jalur darat, secara enggak langsung, kalian ini akan segera berhasil menelusuri hampir semua bagian pulau Jawa lho. Hebat, kan?

Empat, ini alasan paling mulia. Kalau kalian punya dana terbatas, sementara kalian mau membawa massa yang cukup banyak untuk liburan ke pulau Dewata, maka pilihan menggunakan jalur darat ini adalah pilihan yang paling tepat! Ketika sampai di Bali nanti, kalian enggak perlu repot-repot memikirkan akan berkeliling naik apa, sewa mobil di mana, bisa dipercaya atau enggak, karena kalian sudah punya kendaraan sendiri dan bisa berkeliling ke manapun sesuka hati. Hati yang disenangkan banyak, biaya yang dihemat juga banyak! Eh tapi, asal tenaga untuk menyetirnya juga harus ada, ya.

Oke, gue mau ah coba road trip ke Bali!

Nah! Bagus kalau kalian yang masih muda-muda ini punya semangat untuk berlibur ke Bali lewat jalur darat. Mumpung masih dikasih umur, mumpung masih dikasih tenaga, mumpung masih dikasih kesempatan menyenangkan hati banyak orang, dan mumpung masih bisa menantang diri sendiri, gih sana langsung berangkat!

EITS, tapi tunggu dulu! Sebelum kalian melakukan road trip ke Bali, demi kenyamanan perjalanan kalian, kumohon dengan sangat untuk memperhatikan beberapa hal berikut ini ya:

  1. Pastikan kalian punya kendaraan*. Kalau enggak punya, kalian mau road trip naik apa dong? Mobil pick up is not recommended loh ya! Kalau motor, hmm boleh juga. Tapi ingat, tingkat meneposnya pantat bisa meningkat dua kali lipat kalau naik kendaraan ini. Risikonya juga lebih besar. Yakinlah sanggup?
  2. Pastikan ada yang bisa nyetir kendaraan kalian. Sangat disarankan untuk membawa lebih dari satu orang yang bisa menyetir mobil. Gunanya, agar bisa menggantikan supir yang lain kalau sudah terlalu lelah dan mengantuk. Minimal, ada dua orang lah yang punya kemampuan menyetir mobil.
  3. Pastikan kendaraan kalian sehat, baik mesin dan bensinnya. Hal-hal semacam ini amatlah penting untuk diperhatikan loh. Usahakan H-1 minggu sebelum keberangkatan, kalian sudah memeriksakan kendaraan kalian ke bengkel resmi terdekat. Tujuannya, kalau ada bagian-bagian mesin atau bagian lainnya yang bermasalah, bisa segera diperbaiki dan ‘disehatkan’ kembali. Bensin juga harus dipastikan sehat, dalam artian, tersedia dalam jumlah yang maksimal di dalam tengki. Biar enggak kelabakan cari-cari pom bensin di tol euy!
  4. Jaga kesehatan diri sendiri sejak dua minggu sebelum rencana keberangkatan. Enggak mau dong, tiba-tiba pas hari H badan lemas dan kesehatan menurun? Gimana mau nyetir kalau gitu? So, kesehatan dan kebugaran kalian adalah yang nomor satu kalau mau bepergian yang jauh. Paham? He he.
  5. Bawa cemilan yang mengenyangkan, dan expiry date-nya masih lama. Gunanya, kalau kalian terjebak kemacetan, enggak bisa mampir ke rest area manapun, enggak bisa berhenti untuk makan di restoran atau rumah makan manapun, sementara tenaga sudah mulai terkuras sepanjang perjalanan atau perut sudah enggak bisa berhenti bersuara minta makan, cemilan-cemilan inilah penyelamat kalian. Bawalah yang sederhana tapi mengenyangkan, seperti biskuit, atau wafer. Rekomendasi saya sih crackers-crackers gitu.
  6. Bawa stok air mineral botol 1,5 liter yang banyak. Selain bisa hemat, kalian juga enggak perlu kelimpungan memikirkan stok air minum, apalagi kalau sedang berada jauh dari rest area atau mini market.
  7. Kondisikan jumlah barang bawaan dengan ruang kosong dalam kendaraan. Maksudnya, kalau kalian adalah tipe orang yang suka belanja oleh-oleh melimpah, maka sisihkan ruang kosong untuk oleh-oleh itu dan jangan membawa barang dari rumah terlalu banyak. Sebaliknya, kalau kalian bukan tipe yang suka belanja banyak-banyak, nah, kalian bisa memanfaatkan ruang kosong itu untuk membawa barang-barang tambahan seperti selimut, bantal, atau sleeping bag.
  8. Bawalah obat-obatan pribadi dan VITAMIN. Ingat-ingat untuk tidak sombong ya soal kesehatan. Sesehat-sehatnya seorang manusia, pasti suatu saat bisa drop juga. Kalian bukan hanya akan melakukan perjalanan 3-4 jam, melainkan lebih dari itu. So, jika ingin perjalanan kalian berbuah kebahagiaan dan keceriaan, jagalah kesehatan kalian dengan membawa suplemen kesehatan yang cukup dan cocok dengan kondisi tubuh kalian. Oke?
  9. Pastikan kalian punya peta! Di zaman yang serba canggih begini, kehadiran GPS bisa dibilang tergolong penting. Apalagi, jika daerah yang akan kalian kunjungi benar-benar merupakan daerah baru yang belum pernah kalian jamah sebelumnya (misalnya, Bali yang belum begitu terjamah olehku). Kalaupun pernah dijamah, kemungkinan untuk lupa arah itu tetap saja ada, kanNah, di sinilah peran peta jadi begitu penting. Lebih amannya, pastikan kalian melek sama yang namanya Google Maps! Peta on line ini bisa memberitahu posisi kalian yang akurat (GPS harus aktif, sinyal harus kuat) dan bisa memberi kalian alternatif rute dari posisi terkini menuju destinasi yang sudah ditentukan. Memang, penggunaan Google Maps ini belum bisa diandalkan 100% karena masalah sinyal provider yang terkadang naik turun. Tapi percayalah, aplikasi ini cukup (bahkan sangat) membantu.
  10. Istirahatlah saat lelah. Mungkin himbauan semacam ini akan banyak kalian jumpai di spanduk-spanduk sepanjang jalan tol atau jalur Pantura. Tetapi, maksud dari poin ini bukan semata-mata menghimbau kalian untuk istirahat di rest area, melainkan untuk istirahat yang sebenar-benarnya di tempat penginapan. Perjalanan ke Bali itu, kecil kemungkinannya ditempuh dalam waktu kurang dari 24 jam. Maka, kalian tetap harus beristirahat dulu di kota tertentu (tergantung perjalanan kalian berakhir di mana pada malam pertama) untuk memulihkan tenaga sebelum melanjutkan perjalanan ke Bali. Waktu saya road trip ke Bali (yang bertepatan dengan puncak arus mudik), mau tidak mau saya menginap di Semarang dulu di hari pertama. Sebab, dua puluh jam yang saya tempuh dari rumah, hanya berhasil mengantarkan saya sampai di kota lumpia itu. Mau enggak mau ya tidur di sana. Rencana semula sih padahal bukan di sana, melainkan di Surabaya. He he he.
  11. Perhitungkan waktu dengan baik. Berhubung perjalanan lewat darat akan memakan waktu, maka penting bagi kalian untuk menyusun rute dengan baik. Perkirakan waktu untuk berangkat, waktu untuk pulang, waktu untuk ke sini dan ke sana, dan berbagai waktu untuk mencapai tempat tujuan yang disasar. Meski telah membuat rute perjalanan dengan rinci, kalian tetap harus fleksibel dengan perubahan acara, karena tak ada seorang pun yang tahu apa yang akan terjadi selama kalian di perjalanan nanti.
  12. Terakhir, pastikan kalian punya dana! Tentu tak bisa dihindari, urusan dana ini nyatanya memang yang paling krusial. Penting untuk disiapkan dan usahakan jangan terlalu pas-pasan. Jumlahnya sendiri, bisa disesuaikan dengan kebutuhan. Yang paling penting pasti buat bensin kendaraan, dan bensin kita, alias makanan. Hitung baik-baik berapa pengeluaran kalian selama perjalanan PULANG-PERGI, berapa kali kalian akan makan di luaran, berapa budget untuk penginapan, untuk berwisata, untuk oleh-oleh, dan untuk yang lain sebagainya. Ingat-ingat untuk bijak dalam menyiapkan dan menggunakan dana, ya!

*Kendaraan yang dimaksud di sini bisa saja kendaraan roda dua atau roda empat. Pernah saya bertemu dengan warga dari Bekasi yang sedang road trip menggunakan motor ke Bali. Hebat, kan? Tapi tetap saja, saya pribadi menyarankan untuk tidak menggunakan motor karena risiko lebih besar. But in the end, all depends on you!

Estimasi perjalanannya berapa hari, ya?

Jawabannya: it depends. 

Ya iya dong, semuanya itu tergantung pada faktor macet/enggaknya jalanan yang kalian tempuh, kemudian pada kecepatan laju kendaraan yang kalian kendarai, kemudian pada itinerary yang kalian buat juga. Kalau kalian merencanakan untuk mampir sana sini, pastinya ke Bali akan jadi lama sekali. Tapi, kalau kalian menolak untuk mampir-mampir (selain untuk makan), dijamin kalian akan lebih cepat sampai di Bali.

Normalnya, dalam waktu kurang dari dua hari dua malam, kendaraan kalian pasti sudah akan berhasil keluar dari pelabuhan Gilimanuk dan mendarat di Bali. Dengan begitu, waktu minimal yang kalian butuhkan untuk pulang pergi Bali-Jakarta adalah 4 hari 3 malam sampai 4 hari 4 malam. Nah, tinggal diatur deh, berapa lama kalian ingin stay di Bali. Saran saya, seminggu cukup, kok!

Satu lagi, kalau beruntung dan jalanan tidak begitu macet, maka di sela-sela pergi atau pulang ke Jakarta, kalian bisa singgah-singgah dulu di Surabaya atau Semarang untuk sekadar menikmati kulinernya atau mampir di tempat wisatanya. Lumayan, kan?

So, teman-teman, saya udah pernah nih ‘menyiksa’ diri untuk ‘menikmati’ Bali yang kedua kali. Gimana dengan kalian? Sudah banyak loooooooh plat B yang ke Bali… Hihi 🙂

13 thoughts on “Road Trip ke Bali, Kenapa Enggak Dicoba?

  1. salut! *claps*
    baru aja long weekend kemarin road trip Jakarta-Semarang-Yogyakarta-Semarang lagi….
    balik ke Jakartanya gue ngacir naik pesawat hahaha

    Like

      1. temen-temen gue balik Jakartanya dengan mobil lagi, gue aja yang berkhianat naik pesawat 🙂
        baru ngeh Cha, kalau follower blog mu udah banyak yaaa congrats! 😀

        Like

  2. 2 tahun lalu pernah road trip ke Bali, bawa 2 anak kecil. 1st road trip was unplanned well, jadi hari pertama suami sakit kelelahan, hotel booking on the spot alhasil dapet mahal.

    Saya mau nanya untuk spot istirahat diperjalanan, ada saran gak rest area mana yg bagus bisa buat numpang tidur juga sebentar plus ada toilet bersih ??

    thx.

    Like

    1. Waaaaaahhhh, kami tampaknya nggak pernah tidur di Rest Area, sih, selama road trip… Kami selalu mencari hotel terdekat, yang penting bisa tidur aja :)) Booking via apps yang murah, banyak kok 🙂

      Like

  3. jadi inget roadtrip gw depok ke bali pas jaman kuliah,
    15 orang, nyewa 2 mobil..perjalan 1 hari setengah (karena nggak pake istirahat, supir ganti2an)
    sumpah, itu pengalaman yg nggak akan pernah gw lupakan, lebih seru dan banyak cerita di perjalanannya ketimbang di balinya..
    hehehe

    Liked by 1 person

Leave a reply to Lynn Cancel reply